Monday, December 27, 2010

Sebuah perenungan mengenai cinta

Kenapa kita menutup mata ketika kita
tidur ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita
menangis ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita
membayangkan sesuatu ?
Kenapa kita menutup mata ketika kita
berciuman ?
Hal hal yang terindah di dunia ini
biasanya tidak terlihat

Ada hal hal yang tidak ingin kita
lepaskan
dan ada orang orang yang tidak ingin
kita tinggalkan
Tapi ingatlah, melepaskan bukan
berarti akhir dari dunia
melainkan awal dari kehidupan yang baru

Kebahagiaan ada untuk mereka yang
menangis
Kebahagiaan ada untuk mereka yang
telah tersakiti
Kebahagiaan ada untuk mereka yang
telah mencari dan telah mencoba

Karena merekalah yang bisa menghargai
Betapa pentingnya orang yang telah
menyentuh kehidupan mereka

Cinta adalah ketika kamu menitikkan
air mata, tetapi masih peduli
terhadapnya
Cinta adalah ketika dia tidak
mempedulikanmu, kamu masih menunggunya
dengan setia
Cinta adalah ketika dia mulai
mencintai orang lain dan kamu masih
bisa tersenyum
sambil berkata , “ Aku turut
berbahagia untukmu “

Apabila cintamu tidak berhasil,
bebaskanlah dirimu
Biarkanlah hatimu kembali melebarkan
sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi
Ingatlah, kamu mungkin menemukan cinta
dan kehilangannya..
Tetapi saat cinta itu dimatikan, kamu
tidak perlu mati bersamanya..

Orang yang terkuat bukanlah orang yang
selalu menang dalam segala hal
Tetapi mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh
Entah bagaimana, dalam perjalanan
kehidupanmu,
Kamu akan belajar tentang dirimu
sendiri dan suatu saat kamu akan
menyadari
Bahwa penyesalan tidak seharusnya ada
di dalam hidupmu
Hanyalah penghargaan abadi atas
pilihan pilihan kehidupan yang telah
kau buat
Yang seharusnya ada di dalam hidupmu

Sahabat sejati akan mengerti ketika
kamu berkata, “ Aku lupa “
Sahabat sejati akan tetap setia
menunggu ketika kamu berkata, “ Tunggu
sebentar “
Sahabat sejati hatinya akan tetap
tinggal, terikat kepadamu
ketika kamu berkata, “ Tinggalkan aku
sendiri “

Saat kamu berkata untuk
meninggalkannya,
Mungkin dia akan pergi meninggalkanmu
sesaat,
Memberimu waktu untuk menenangkan
dirimu sendiri,
Tetapi pada saat saat itu, hatinya
tidak akan pernah meninggalkanmu
Dan sewaktu dia jauh darimu, dia akan
selalu mendoakanmu dengan air mata

Lebih berbahaya mencucurkan air mata
di dalam hati
daripada air mata yang keluar dari
mata kita
Air mata yang keluar dari mata kita
dapat dihapus,
Sementara air mata yang tersembunyi,
Akan menggoreskan luka di dalam hatimu
yang bekasnya tidak akan pernah hilang

Walaupun dalam urusan cinta, kita
sangat jarang menang,
Tetapi ketika cinta itu tulus...
meskipun mungkin kelihatannya kamu
kalah,
Tetapi sebenarnya kamu menang karena
kamu dapat berbahagia
sewaktu kamu dapat mencintai seseorang
Lebih dari kamu mencintai diri kamu
sendiri...

Akan tiba saatnya dimana kamu harus
berhenti mencintai seseorang
Bukan karena orang itu berhenti
mencintai kita
Atau karena ia tidak mempedulikan kita
Melainkan saat kita menyadari bahwa
orang itu
Akan lebih berbahagia apabila kita
melepasnya
Tetapi apabila kamu benar benar
mencintai seseorang,
Jangan dengan mudah kita melepaskannya
Berjuanglah demi cintamu... Fight for
your dream !
Itulah cinta yang sejati..
Bukannya seperti prinsip “ Easy come..
Easy go... “

Lebih baik menunggu orang yang benar
benar kamu inginkan
Daripada berjalan bersama orang “ yang
tersedia “
Lebih baik menunggu orang yang kamu
cintai
Daripada orang yang berada di “
sekelilingmu “

Lebih baik menunggu orang yang tepat
Karena hidup ini terlalu berharga dan
terlalu singkat
Untuk dibuang dengan hanya “
seseorang “
Atau untuk dibuang dengan orang yang
tidak tepat

Kadang kala, orang yang kamu cintai
adalah orang yang paling menyakiti
hatimu
Dan kadang kala teman yang membawamu
di dalam pelukannya
Dan menangis bersamamu adalah cinta
yang tidak kamu sadari

Ucapan yang keluar dari mulut seseorang
Dapat membangun orang lain, tetapi
dapat juga menjatuhkannya
Bila bukan diucapkan pada orang,
waktu, dan tempat yang benar
Ini jelas bukan sesuatu yang bijaksana

Ucapan yang keluar dari mulut seseorang
Dapat berupa kebenaran ataupun
kebohongan untuk menutupi isi hati
Kita dapat mengatakan apa saja dengan
mulut kita
Tetapi isi hati kita yang sebenarnya
tidak akan dapat dipungkiri

Apabila kamu hendak mengatakan
sesuatu..
Tataplah matamu di cermin dan lihatlah
kepada matamu
Dari situ akan terpancar seluruh isi
hatimu
Dan kebenaran akan dapat dilihat dari
sana

Monday, September 20, 2010

Nothing worthwhile ever comes easy

So don’t get tired of doing what is good. Don’t get discouraged and give up, for we will reap a harvest of blessing at the appropriate time. Galatians 6:9 (NLT)

"When I’m discouraged, I’m saying, ‘It can’t be done.’ That’s the exact opposite of saying, ‘I know God can do it because he said ….’"

There are many things that work to keep us from completing our life-missions. Over the years, I’ve debated whether the worst enemy is procrastination or discouragement. If Satan can’t get us to put off our life missions, then he’ll try to get us to quit altogether.

The apostle Paul teaches that we need to resist discouragement: “So don’t get tired of doing what is good. Don’t get discouraged and give up …” (Galatians 6:9 NLT).

Do you ever get tired of doing what’s right? I think we all do. Sometimes it seems easier to do the wrong thing than the right thing.

When we’re discouraged, we become ineffective. When we’re discouraged, we work against our own faith.

When I’m discouraged, I’m saying, “It can’t be done.” That’s the exact opposite of saying, “I know God can do it because he said ….”

Ask yourself these questions:

* How do I handle failure?
* When things don’t go my way, do I get grumpy?
* When things don’t go my way, do I get frustrated?
* When things don’t go my way, do I start complaining?
* Do I finish what I start?
* How would I rate on persistence?

If you’re discouraged, don’t give up without a fight. Nothing worthwhile ever happens without endurance and energy.

When an artist starts to create a sculpture, he has to keep chipping away. He doesn’t hit the chisel with the hammer once, and suddenly all the excess stone falls away revealing a beautiful masterpiece. He keeps hitting it and hitting it, chipping away at the stone.

And that’s true of life, too: Nothing really worthwhile ever comes easy in life. You keep hitting it and going after it, and little-by-little your life becomes a masterpiece of God’s grace.

The fact is, great people are really just ordinary people with an extraordinary amount of determination. Great people don’t know how to quit.

Source: Rick Warren

Wednesday, August 18, 2010

Kisah sebuah toples



Seorang profesor berdiri di depan kelas filsafat. Saat kelas dimulai, dia mengambil stoples kosong dan mengisinya dengan bola-bola golf. Kemudian ia bertanya pada murid-muridnya, "Apakah stoples sudah penuh?" Para murid setuju!!

Kemudian, profesor itu menuangkan batu koral ke dalam stoples lalu mengguncangnya dengan ringan. Batu-batu koral segera mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf. Profesor itu kembali bertanya kepada para murid, "Apakah stoples sudah penuh?" Mereka setuju!!

Selanjutnya, sang profesor menabur pasir ke dalam stoples. Tentu saja, pasir menutupi semuanya.
Sekali lagi, beliau bertanya pada murid-muridnya, "Apakah stoples ini sudah penuh?"
Para murid berkata, "Ya...!!"

Kemudian dia menuangkan dua cangkir kopi ke dalam stoples, yang secara efektif mengisi ruang kosong di antara pasir.

Para murid tertawa.. :))

Profesor angkat bicara. "Sekarang, saya ingin kalian memahami bahwa stoples ini mewakili kehidupanmu. Bola-bola golf mewakili hal-hal penting: Tuhan, keluarga, anak-anak, kesehatan, dll. Jika yang lain hilang dan hanya tinggal mereka, maka hidupmu masih tetap penuh."

Batu-batu koral adalah 'hal-hal lain', seperti pekerjaanmu, rumah, dan mobil. Sementara pasir adalah hal-hal sepele. Jika kalian memasukkan pasir pertama kali ke dalam stoples, maka tak akan tersisa ruangan untuk bola-bola golf dan batu-batu koral. Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu. Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal sepele, kalian tak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang penting buat kalian.

Jadi, beri perhatian untuk hal-hal yang penting untuk kebahagiaanmu. Misalnya, berinteraksi dengan keluarga atau luangkan waktu untuk memeriksa kesehatan. Bisa juga, ajak pasanganmu untuk keluar makan malam. Intinya, berikan perhatian terlebih dahulu pada 'bola-bola golf' atau hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu! Baru yang terakhir, urus 'pasir'nya.."

Salah satu murid mengangkat tangan dan bertanya, "Bagaimana dengan kopi? Ia mewakili apa?"

Profesor itu tersenyum, "Saya senang kamu bertanya. Itu untuk menunjukkan kepada kalian, sekalipun hidupmu tampak sudah sangat penuh, tetap selalu tersedia tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat.."

Sumber: Unknown

Monday, July 26, 2010

Elang


Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia, dapat mencapai 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur itu, seekor elang harus membuat KEPUTUSAN BESAR pada umurnya yang ke-40.

Saat umur 40 tahun, cakarnya mulai menua. Paruh menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dada. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, hingga menyulitkan saat terbang. Saat itu, ia hanya memiliki DUA pilihan: menunggu kematian atau menjalani proses transformasi yang menyakitkan selama 150 hari !

Saat melakukan transformasi itu, ia harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang; lalu berhenti dan tinggal di sana selama proses berlangsung.

Pertama, ia harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan!

LIMA bulan kemudian, bulu-bulu yang baru sudah tumbuh. Ia mulai dapat terbang kembali. Dengan paru dan cakar baru, ia mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi.

Dalam kehidupan, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan yang BESAR untuk memulai suatu proses PEMBARUAN. Berani membuang kebiasaan2 lama yang mengikat, meskipun itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.

Hanya bila kita bersedia melepaskan beban lama serta membuka diri untuk belajar hal-hal baru, kita mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam; mengasah keahlian kita sepenuhnya dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Tantangan terbesar dalam berubah ada di dalam diri kita sendiri dan kitalah sang penguasa atas diri kita sendiri!

Have a great day, "Eagle" !

Salam sukses, luar biasa!!

Sumber: FB andrie wongso

Thursday, March 18, 2010

Ucapan terima kasih untuk teman - teman paling berarti

Tidak ada harta lain yang lebih berharga daripada orang-orang yang pernah / sedang hadir dalam hidup gw.Gw cuma mau mengucapkan rasa terima kasih yang terdalam untuk teman-teman yang paling mempengaruhi hidup gw

List ini tidak berurutan alias random order:

Ley: Terima kasih atas apa yg telah u lakukan dalam hidup gw, terima kasih uda ngajarin gw bagaimana bersikap di dalam Tuhan yang benar, bagaimana konseling yang baik, kritik2 yg membangun dan begitu banyak hal yang Tuhan pakai dalam kehidupan lu buat gw. Pengaruh u dlm kehidupan gw tak terkatakan

Frederick : Terima kasih udah jadi sahabat gw selama lebih dari 10 tahun, terlalu banyak hal yang telah u lakukan dalam hidup gw. Gw merasa gw gk bisa berbuat apa2 utk ngebalesnya.

Lini : Dari elu gw jadi belajar apa arti seorang sahabat. sori kalo gw sering kali gangguin waktu tidor u cuma buat dengerin gw curhat. Thx you juga udah jadi tempat gw berbagi apa yg gw rasakan

Lukman : Bantuan elu dalam skripsi gw dah gk bisa gw katakan lagi tanpa elu gw gk bisa lulus mungkin sampai sekarang. Gw belajar banyak dari elu bagaimana memberi dan menolong orang lain yang tulus

Lita : Terima kasih dah jadi bagian hidup gw, u orang yang paling menghargai apa arti sebuah persahabatan dan thank you bgd atas sharing2 elu tiap ari di ym gw hahaha

Yuyul: Dari elu gw belajar banyak bgd, bagaimana menyampaikan Firman dgn baik, ilustrasi2 elu yg gitu banyak menginspirasi hidup gw. Seorang Bapa rohani di komsel yang begitu luar biasa :)

Hendy: Waktu gw down dan lemah , u tidak menghakimi gw sebaliknya elu menguatkan dan mendoakan gw. It's means a lot for me. Gw banyak belajar dari keterbukaan hidup elu

Heins: Bro, u begitu banyak mengajari gw bagaimana mempunyai iman dalam Tuhan. Di saat gw lemah u banyak menguatkan gw . thx for everything

Handy Karyadi: berkat doa u dan kunjungan u lah, gw ada di tempat gw sekrang. tanpa ketekunan doa2 u dan usaha u mgkn gw skrg gk ada. thank you bro , u masih setia ke rmh gw temenin gw bahkan di saat gw gk sapa2 , u tetap setia dateng buat gw

Lie : Thank you dah pernah masuk dalam kehidupan gw, begitu banyak hal yang gw pelajari dari elu tetapi satu hal yang paling membekas di hati gw adalah u mengajari gw bagaimana memberikan apa yg terbaik dari hidup u.

Charles: Thank you udah sering nganterin gw pergi2 biarpun sampe ke PIM sekalipun u tetep mau :)

Mei: Terima kasih atas "hadiah" yang u berikan, gw selalu simpan baik-baik dan terima kasih atas segala hal yang sering u korbankan utk keegoisan gw terutama waktu tidor u mungkin :P

Aseh: wahh thank you uda sering dengerin gw ngoceh dan dari elu gw belajar bagaimana mempunyai hati yg memberi

Ryan : wah temen gw yang paling unikk, gw belajar ngeliat u yg uda temenan 10 tahun lebih pun gk pernah yang namanya marah hahaha stay calm guyz :)

Jefri: gw merasakan Tuhan kirim u untuk mengingatkan gw atas dosa yang gw gk sadarin selama ini, dan gw bner2 bangga dgn apa yg u lakukan sekarang ini bro. Gw belajar banged dari elu gimana melayani dengan hati :)

Kim: wahhh gw belajar bagaimana kita jgn percaya omongan orang sebelum kita kenal org tsb. perhatian juga adalah hal yg plg banyak gw liat dari hidup u. dan terima kasih selalu setia comment fb gw :)

Masih banyak banged nama2 yang lon gw sebutin dan kalo gw sebutin gw bisa memenuhi tulisan ini dengan nama2. Terima kasih buat semua guyz, gw ada sampai saat ini hanya karena kalian pernah dan sedang mengisi hidup gw. Gw bersyukur Tuhan kirim elu orang utk mengajari gw banyak hal.

Monday, March 08, 2010

Perenungan untuk para pria

Kenapa sih cewek suka bgd ngoceh? Ngomong terus gk berenti2 (sori nih buat cewe2) mungkin itu sebabnya dulu pergaulan gw sangat sedikit dengan cewek. Bahkan ada yang penelitian yang bilang Wanita itu bisa ngmg 15 rb kata sehari dan (kalo gk salah) Pria "cuma" 7 rb sehari. Dengan hasil seperti itu gk heran makhluk bernama cewek ini hobi ngomong. Tapi di samping "hobi" mereka yang satu itu, mereka mempunyai suatu kekuatan yang sering kali tidak disadari oleh mereka sendiri. Kekuatan ini wajib hukumnya bagi kita yang ingin belajar apa sih rahasia terbesar dalam berkomunikasi dan membangun hubungan dengan orang lain

Rahasia tersebut adalah mendengar. Kaget?? ato udah sering denger tapi kok rasanya hubungan dengan orang lain masih gitu2 aja?? Tau gak kenapa cewek sering kali curhat dengan sesama jenis jarang terhadap cowok. Karena cowok pada umumnya kurang baik dalam hal mendengar. Mungkin ada yang protes "Gw sering kok dengerin kalo orang ngmg tetapi kok masih sama-sama aja" Itu artinya kurang mendengar dengan hati.

Salah satu hal kebutuhan manusia yang terbesar adalah ingin didengar. Mungkin hal ini kelihatannya sudah sangat jelas tetapi banyak sekali orang yang benar-benar mempraktekkan hal ini. Kebanyakan orang ketika mendengar hanya berfokus pada kata-kata si pembicara. Itu bukan yang paling penting ! Lalu apa donk?

Peter Drucker berkata, " Hal terpenting dalam komunikasi adalah mendengar apa yang tak terucap". Benar sekali, apa yang terkandung di balik kata-kata itu jauh lebih penting daripada kata-kata itu sendiri. Ada penelitian yg kira2 seperti ini "kata2 hanya berpengaruh 15%, bahasa tubuh 45% dan sisanya adalah perasaan". Psikolog sering berkata, "Mendengar dengan telinga ketiga" Gw juga sering kali mengalami kegagalan dalam hal ini. Mungkin ini tercermin dari salah seorang teman cewek saya pada suatu waktu pernah berkata "Nil, u kenapa sih selalu pake otak elu gk pernah pake hati elu". Pernah mendengar kata-kata seperti ini? kalau pernah mungkin anda tidak mendengar dengan baik.

John C. Maxwell berkata "Penyebab mendasar dari semua masalah komunikasi adalah orang tidak mendengarkan untuk mengerti. Mereka mendengarkan untuk menjawab". Bukankah kita para pria sering seperti itu? Ketika mendengar seseorang ngomong seringkali kita memikirkan solusi atas masalah tersebut dan sering kali kita tidak mendengar dengan baik.Guyz, terkadang wanita hanya ingin didengar saja mereka tau apa yang harus mereka lakukan

Bukan saya mengecilkan pria dalam hal ini tetapi pendengar terbaik yang saya temui hampir semuanya adalah para wanita.Ketika salah seorang dari mereka curhat yang lain mendengarkan dengan baik yang bahkan ketika yang curhat menangis mereka pun bersama bisa ikut menangis merasakan bebannya. Luar biasa itulah mungkin yang disebut mendengar dengan hati. Bandingkan dengan cowok, pernahkah kita melihat bila ada cowok curhat dan yang teman (cowok) yang mendengarnya juga ikut-ikutan menangis?

Apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mendengar? (Ya, mendengar adalah kemampuan yang harus diasah)

1. Ketika seseorang berbicara/curhat dengarkan baik, perhatikan perasan yang terkandung di dalamnya dan dengarkan dengan tulus.

2. Jangan memotong pembicaraan orang, sekali mengangguklah bila perlu.

3. Jika yang berbicara diam , jangan berbicara tunggulah sampai dia melanjutkan pembicarannya.

4. Ketika mendengar, usahakan matikan HP dan sebagainya "singkirkan" barang yang akan mengalihkan perhatian anda dari mendengar

Dengarkan dengan hati yang tulus karena orang yang berbicara akan merasakan apakah kita benar-benar mendengar dengan baik ato hanya "masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan". Dan berita baiknya ketika kita selesai mendengar, mereka akan termotivasi untuk mendengar dari sudut pandang kita. Selamat mendengar :)

Seni komunikasi tidak terletak pada kemampuan untuk berbicara, tetapi pada kemampuan mendengar.

Wednesday, February 17, 2010

Goodbye my fren, sebuah perenungan tentang waktu

Hari ini, salah satu dari temen baik gw mau pulang ke Taiwan. Sedih juga ketika tadi dia telp ngmg "nil, hari ini gw mau pulang titip salam ke yang lain yah". Untung di saat terakhir gitu, gw gk ada kesibukan sehingga masih bisa ke rumah dia untuk perpisahan yang terakhir kalinya.

Memang sedih kalo dia bakal balik lagi ke Taiwan karena liburan kuliah dah kelar. 1 bulan yang sangat singkat hanya beberapa kali gw bisa ketemu dengan dia dan bisa kumpul2 dan ketawa bareng. Pengalaman yang berkesan sempet pergi fitness bareng sama dia, dia yang ngajarin gw gmn cara make alat fitness dengan benar . Huahahaha biarpun gw gk kuat, tapi dia tetep sabar ngajarin gw.

Apa sih yang gw pelajarin dari kejadian ini? Jujur ketika terima telepon dia yang terakhir kali, timbul satu penyesalan di dalam hati gw. "Kenapa gw KURANG menyediakan waktu untuk dia?" pertanyaan semacam itu muncul di dalam pikiran gw. "Kenapa gw bisa lupa juga dia mau pulang hari ini" wah banyak pertanyaan-pertanyaan berbau penyesalan berputar di otak gw. Setelah cukup merenung sesaat, gw menemukan pelajaran yang berharga lewat kejadian kali ini.

Waktu itu sempat gw menerima sms dari seorang teman berbunyi kira-kira begini "Tidak ada seorangpun ketika akhir hayatnya menyesal karena kurangnya waktu berada di kantor, mereka menyesal karena kurangnya waktu orang-orang yang dikasihi". Ketika gw mengalami hal ini, gw rasakan ungkapan itu sangat benar. Gw menyesal kurang meluangkan waktu untuk teman gw sewaktu dia liburan di sini, padahal cukup banyak waktu luang yg bisa gw berikan tetapi gw sok "sibuk" dengan berbagai urusan. Hal yang gw pelajari adalah waktu itu sangat berharga.

Waktu terus berjalan, apa yg sudah kita lalui tidak bisa kita kembalikan lagi. Mulai sekarang luangkan waktu yang berkualitas untuk orang-orang yang paling kita kasihi. Entah itu pacar, orang tua, adik atau kakak, teman dan sahabat kita. Ada yang bilang "Waktu adalah uang", gw kurang setuju dengan peryataan itu karena waktu itu sangat berharga dan tidak bisa dibeli dengan uang. Karena ketika kita memberikan waktu kita untuk seseorang yang kita kasihi , kita seperti berbicara "gw sedang memberikan hal yang paling berharga yang tidak bisa dibayar dengan apapun karena elu begitu istimewa untukku". Memberi waktu untuk seseorang bisa jadi merupakan pemberian terbaik yang bisa kita berikan untuk seseorang.

Tuesday, February 09, 2010

Do you have a personal plan for growth?

On Twitter and Facebook on Sunday, I quoted my friend Paul Meyer, mentioning that he was the person who helped me create my first personal growth plan. In the hours afterward, I received dozens of requests, all asking the same thing: “How do you create a personal growth plan?”

The answer to that takes more than 140 characters, so I thought I’d post it here:

The key to a life of continual learning and improvement lies in developing a plan for growth and following through with it. Paul Meyer knew this. In fact, when I first met him and we had lunch, he asked me a question that changed my life: “Do you have a personal plan for growth?”

In answer, I told him about my work schedule and how much I did and how I was learning on the job. I kept going on and on. The more I talked, the more obvious it was that I had no plan. Paul helped me find one.

Growth is does not happen by chance. If you want to be sure to grow, you need a plan—something strategic, specific, and scheduled.Motivational speaker Earl Nightingale said, “If a person will spend one hour a day on the same subject for five years, that person will be an expert on that subject.” Isn’t that incredible? It shows how far we are able to go when we have the discipline to make growth our daily practice.

So if you want to follow a plan, recommend that you start by identifying an area or two in which you desire to grow, such as leadership. Then start gathering useful resources – in print, online, on video, etc. Now your goal is to schedule learning time EVERY DAY. Here’s the rule of thumb I’ve used for years: read one book a month and digest one article/podcast per week.

As an example, this is the weekly schedule – 5 days a week, 1 hour a day – that I recommend for personal growth as a leader:

Monday: Spend one hour with a devotional to develop your spiritual life.

Tuesday: Spend one hour listening to a leadership recording.

Wednesday: Spend one hour filing* quotes and reflecting on the contents of Tuesday’s material.

Thursday: Spend one hour reading a book on leadership.

Friday: Spend half of the hour reading the book and the other half filing and reflecting.

The average American adult watches close to 30 hours of television per week, with little positive return. What do you think would happen if you devoted just five of those hours to personal growth?

Why not start acting on a plan today and find out? Then let me know if it was worth it.

Source: John C. Maxwell

Tuesday, January 12, 2010

Kepercayaan

Sewaktu membuat blog pertama kali, Saya pribadi hanya iseng-iseng saja membuat blog ini karena ikut-ikutan teman. Tiga tahun lebih waktu yang panjang, dalam dunia per-blogan. Konsep pertama blog saya hanyalah seperti diary dan seiring berjalannya waktu ingin membuat blog kehidupan saya pribadi bergaya komedi, blog tentang wisata kuliner saya dan yang terakhir tentang rohani.

Sekarang saya memutuskan untuk membuat suatu konsep baru (lagi) yaitu tentang perenungan pribadi saya akan hidup ini dan untuk memulai hal itu, diputuskan untuk merubah layout yang terdahulu biar kelihatan lebih fresh. Untuk tampilan ini saya berterima kasih kepada teman saya Mischelle Mulia. Dari awal pembuatan blog ini hampir semua dia yang membuat desain blog ini, thank you mei tanpa kamu blog ini tidak pernah ada. Saya sadar blog ini masih begitu banyak kekurangan, harap masukan dan kritik dari pembaca sekalian agar blog ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir-akhir ini saya sedang mendalami tentang bagaimana membangun hubungan dengan orang lain dengan baik. Saya percaya seberapa banyakpun kita mempunyai kepandaian, talenta ataupun karunia tidak akan berhasil tanpa kita bisa berhubungan dengan orang lain. Jadi bisa dikatakan hal ini adalah hal mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar dalam kesuksesan kita.

John D. Rockefeller pernah berkata , "Saya berani membayar lebih untuk kemampuan berhubungan dengan orang lain daripada kemampuan apapun di muka bumi". Dan tidak ada salahnya bila kita mencermati hasil survei berikut ini: "Menurut survei para ahli yang berkepentingan, keberhasilan seseorang di masyarakat 15% ditentukan oleh kepintaran, teknologi dan skill (keterampilan). Sisanya 85% tergantung dari bagaimana dia membangun hubungan. Dan Insitut Penelitian Stanford mengumumkan hasil penelitiannya bahwa produk yang Anda jual ditentukan hanya 12,5% oleh pengetahuan dan 87,5% oleh kemampuan Anda berurusan dengan orang lain."

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi dalam membangun hubungan, satu faktor yang penting dalam membangun hubungan adalah faktor kepercayaan. Mengapa banyak hubungan berantakan? Persahabatan yang diharapkan akan abadi seumur hidup berakhir dengan tragis. Bisnis yang cenderung menurun dari waktu ke waktu. Pernikahan yang berujung perceraian yang sangat mudah ditemukan bahkan diekspos besar-besaran di televisi. Ada banyak penyebab retaknya hubungan tersebut, tapi alasan terbesar adalah hilangnya rasa percaya.

Menurut pakar kepemimpinan John C Maxwell : "Kepercayaan adalah satu kualitas yang tidak bisa diperoleh melalui belajar melainkan harus didapatkan. Menumbuhkan kepercayaan itu seperti mendirikan bangunan. Perlu waktu dan harus dilakukan satu demi satu. Sebagaimana dalam proses konstruksi bangunan, jauh lebih mudah dan cepat meruntuhkan bangunan daripada mendirikannya."

Kepercayaan adalah dasar dari hubungan. Sekali hal dasar tersebut hilang, akan sulit sekali mengembalikan kepercayaan tersebut. Saya mempunyai teman sebut saja namanya Ani, Ani pernah menjalin hubungan dengan seorang pria alias jadian. Pada suatu kali, pria tersebut membohongi Ani dan bisa ditebak bagaimana kelanjutan cerita tersebut.Hati Ani hancur lebur dan hilang semua kepercayaan Ani terhadap pria tersebut dan tidak lama kemudian mereka akhirnya putus.

Ada kesaksian teman wanita saya yang lain, ketika dalam masa pendekatan dengan seorang pria. Pria tersebut beberapa kali mengatakan sesuatu tetapi apa yang dikatakan tidak sesuai dengan apa yang dilakukan. Waktu pertama kali hal itu terjadi, teman saya masih bisa memaafkan dan masih bisa percaya tetapi ketika hal itu terjadi beberapa kali hati teman saya menjadi sakit. Beberapa lama setelah kejadian itu, saya bertanya kepada dia secara pribadi, bagaimana perasaan dia dan kemudian dia menjawab kira-kira seperti ini "Daniel, gua sudah memaafkan apa yang diperbuat dia terhadap gua tetapi gua sekarang tidak bisa lagi mempercayai dia."

Masih banyak sekali contoh yang lain, cuma poin yang saya ingin tekankan di sini adalah integritas merupakan hal yang vital dalam kepercayaan. Integritas adalah apa yang diucapkan sesuai dengan apa yang dilakukan. Lebih baik tidak berjanji/berkomitmen apapun daripada berkomitmen tetapi tidak bisa menjalankannya. King David berkata " Tepati janji walaupun rugi".

John C Maxwell dalam bukunya Winning with People berkata ada beberapa kebenaran tentang kepercayaan yaitu:

1. Kepercayaan berawal dari diri sendiri
Jika anda tidak jujur dengan diri sendiri, Anda tak akan mampu jujur kepada orang lain. Penipuan diri juga menghambat pertumbuhan pribadi. Jika seseorang tidak mengakui kekurangan-kekurangannya, ia tidak dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan itu.

Jangan meminta orang lain menaruh kepercayaan kepada diri Anda jika Anda pikir Anda mungkin mengkhianatinya. Garaplah karakter Anda terlebih dahulu, kemudian barulah hubungan-hubungan Anda dengan orang lain.

2. Kepercayaan tak dapat dikotak-kotakkan
Penulis Bobb Biehl, berkata, " Salah satu realitas kehidupan adalah bahwa jika Anda tak dapat mempercayai seseorang dalam semua hal, Anda tak dapat mempercayainya dalam hal apapun." Saya percaya hal ini benar. Sayangnnya, saya pikir banyak orang dewasa ini berusaha mengkotak-kotakkan hidup mereka. Mereka percaya bahwa bisa mencari jalan pintas atau mengkompromikan nilai-nilai mereka dalam suatu bidang kehidupan dan berpikir bahwa hal itu tak akan mempengaruhi bidang kehidupan lainnya. Namun karakter tidak bekerja dengan cara itu. Demikian pula kepercayaan.

Jika seseorang meminta Anda untuk membantunya berbohong, jangan percaya bahwa ia tidak akan berbohong kepada Anda jikalau hal itu diperlukan. Apa yang akan dilakukan seseorang dengan Anda akan ia lakukan juga kepada Anda. Karakter seseorang pada akhirnya akan merembes ke segala aspek kehidupannya.

Tetapi saya menulis di atas bukanlah untuk menakuti-nakuti tentang betapa berbahayanya kita mempercayai seseorang. Tidak bukan itu maksud saya, memang mempercayai seseorang merupakan suatu resiko yang harus kita ambil dalam membangun hubungan tetapi resiko itu sepadan dengan apa yang kita dapatkan. Dan saya berkata, kepercayaan adalah juga merupakan dasar hubungan yang sehat. Ketika kita tidak mempercayai seseorang lagi itu berarti kita mempunyai hubungan tidak sehat dengan orang tersebu walaupun kita mungkin sudah bersahabat bertahun-tahun.

Kata-kata terakhir dari saya adalah "Jadilah orang yang dapat dipercayai dalam segala hal maka Anda akan melihat Anda akan dapat dipercayakan dalam segala hal"

Saturday, January 02, 2010

Memakai kacamata kuda

Filipi 3:13-15
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu.

Saya ingat ada sebuah peralatan transportasi yang sekarang sudah jarang ada apalagi di Kota Jakarta ini. Waktu kecil saya sering sekali melihatnya di kampung halaman saya. Bahkan kadang saya minta kepada mama untuk mengantarkan saya pulang atau sekedar jalan-jalan menggunakan alat transportasi itu. Kita mengenalnya dengan sebutan Andong, kalau di daerah asal saya disebut dengan nama dokar.

Yang membuat saya dulu bertanya-tanya adalah mengapa kuda yang menarik andong, selalu dipasang semacam penutup mata. Dulu saya berpikir itu adalah sebuah aksesoris bagi kuda. Karena di badannya juga dipasang berbagai macam peralatan.

Sekarang saya tahu bahwa kuda yang bertugas menarik andong memang sengaja diberikan penutup mata, kita mengenal dengan istilah kacamata kuda. Dan kacamata kuda itu berfungsi untuk membuat kuda fokus, melihat ke depan sehingga menjadi lebih mudah untuk dikendalikan kusirnya. Tanpa kacamata kuda, kuda akan melihat ke sana ke mari dan menjadi lebih susah untuk dikendalikan.

Pernahkah kita berpikir mengapa perjalanan hidup kita ini sering kali menjadi tidak terarah dan susah untuk dikendalikan? Mungkin karena kita sering kali tidak menggunakan kacamata kuda dalam kehidupan kita.

Setidaknya itu yang saya sedang renungkan. Saya sangat ingat sekali bahwa Gembala Sidang saya selalu berkata fokuslah pada kegerakan, itu yang membuat kita akan menjadi berhasil. Dan sesungguhnya itu tidak mudah.

Dalam suratnya kepada jemaat Filipi, Paulus menuliskan sesuatu yang bagus dan menarik perhatian saya, bagaimana sikap seorang yang sudah dewasa secara rohani, yaitu melupakan apa yang di belakang, mengarahkan diri pada apa yang ada di hadapan kita, berlari kepada tujuan.

Tujuan adalah sesuatu yang penting bagi setiap kita. Dengan adanya tujuan kita akan memiliki hidup yang terarah, kita tahu bagaimana kita mau menempuh perjalanan jika kita memiliki tujuan yang jelas.

Kemampuan untuk melupakan apa yang ada di belakang juga sesuatu yang penting. Banyak sesi-sesi konseling yang saya tangani berasal dari ketidakmampuan kita berdamai dengan masa lalu, sehingga masa lalu menjadi trauma yang menghalangi langkah kita untuk maju. Tetapi ketika bisa berdamai dan let go dengan masa lalu, maka hal itu seperti melepaskan beban yang tidak perlu untuk dibawa saat kita hendak mencapai tujuan.

Saya sering mengatakan hal ini kepada orang yang saya konselingi, "Masa lalu adalah masa lalu, dia tidak boleh mempengaruhi masa ini, dan mengacaukan masa depan".

Tetapi kemampuan untuk mengarahkan diri pada apa yang ada di hadapan kita ternyata bukanlah sesuatu yang mudah. Dan inilah kunci penting bagi kita untuk mencapai tujuan yang kita kejar dalam kehidupan kita yang diarahkan oleh Tuhan.

Sering kali kita tergoda untuk melihat yang lain, yang menurut kita mungkin lebih baik dari pada apa yang menjadi tujuan awal kita, atau juga mungkin kita begitu capek dan akhirnya tidak tahan dan memilih ingin kembali pada masa lalu kita. Orang-orang seperti ini seperti kuda yang tidak dipasang kacamata kuda, sehingga tidak fokus, melihat ke sana ke mari dan menyusahkan sang kusir untuk mengarahkan jalannya kereta.

Ada dua macam hal yang bisa mengacaukan fokus kita. Yang pertama berasal dari dalam diri kita. Namanya kekuatiran, ketakutan, kemarahan, kebencian dan emosi-emosi negatif lainnya yang ada dalam hidup kita. Orang yang tidak pernah mendisiplin dirinya untuk mengatasi emosi negatif dalam dirinya, menghentikan dirinya dan menghabiskan waktunya untuk hal yang tidak berguna.

Saya sering mengamati dalam diri saya ataupun orang-orang di sekeliling saya, banyak waktu yang sebenarnya bisa kita gunakan untuk melangkah maju terbuang sia-sia karena kita habiskan waktu kita dengan emosi-emosi yang negatif, membuat kita berhenti dan tidak bisa meneruskan perjalanan kita.

Saat kita marah-marah, waktu yang harusnya kita gunakan untuk menempuh perjalanan justru kita pakai untuk marah. Atau saat kita kuatir, kemudian kita down, waktu itu menjadi waktu yang terbuang yang akan memperlama kita mencapai tujuan.

Saya melatih diri saya untuk menjadi lebih positif, ketika saya kuatir dan takut saya mulai mengarahkan diri saya pada janji-janji Tuhan dan belajar untuk mengembangkan kemampuan memotivasi diri sendiri.

Hal kedua yang bisa mengacaukan fokus kita mencapai tujuan adalah dari luar kita. Porsi terbesar dari pihak luar adalah pertikaian atau permusuhan yang kita alami. Atau mungkin juga orang-orang yang berusaha menjatuhkan kita.

Tapi untuk hal ini saya banyak belajar dari Abraham, saat dimana dia mungkin bisa marah dan bertengkar dengan Lot ketika gembala Lot bertengkar dengan gembalanya karena berebut lahan makanan, Abraham memilih untuk mengalah dan mengambil tempat yang lain.

Hal tersebut bukan karena Abraham tidak memiliki kekuatan untuk melawan Lot. Tapi Abraham sadar di tempat gersang sekalipun jika disertai Tuhan akan lebih membawa keberhasilan dibandingkan di tempat subur tanpa adanya Tuhan dan Abraham memiliki kemampuan untuk mengarahkan dirinya kepada sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, yaitu tujuan yang diberikan Tuhan kepadanya, sehingga Abraham bisa untuk tidak mempedulikan pertikaian karena dia tahu kemana tujuan dirinya.

Bayangkan berapa banyak waktu yang harus dibuang oleh Abraham jika kemudian dia harus menghentikan langkahnya dan berhenti di suatu fase bernama peperangan? Tentu tidak akan sebentar.

Kemampuan untuk percaya akan penyertaan dan pembelaan Tuhan, kemampuan untuk membangun dan memotivasi diri, dan kemampuan untuk fokus pada tujuan dan bukan pertikaian, itulah kacamata kuda yang harus kita kenakan.

Menjelang datangnya tahun baru, alangkah baiknya jika renungan ini menjadi satu arahan bagi setiap kita untuk fokus pada masa depan dan melupakan apa yang telah terjadi di masa lalu. Karena sesungguhnya berkat-berkat Allah yang baru telah tersedia bagi kita yang selalu mengandalkan-Nya dalam setiap langkah hidup kita.

Filipi 3:13-14
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus

Sumber: Jawaban.com

Friday, January 01, 2010

Memilih Pasangan Hidup Cukupkah dengan Cinta saja?

Dalam kehidupan kita sebagai orang muda, terdapat satu hal yang tak terelakkan. Jatuh Cinta :)

Hal ini adalah hal yang bisa membuat kita merasa senang, sedih, semangat, putus asa, kecewa, dan berbagai hal yang lain. Dunia kita yang tadinya tenang dan damai, tiba-tiba saja bergoncang dan tidak akan pernah sama lagi karena kehadirannya. Tidak bertemu sesaat saja rasanya sudah seperti ribuan tahun menunggu. Bila teringat dirinya rasanya terasa sesak. Ribuan rasa terasa memenuhi rongga dada. Itulah cinta.

Sungguh mengherankan bukan, satu kejadian ini saja bisa menjungkir-balikkan isi dunia kita. Akan tetapi, sesungguhnya hal ini sudah dicatat di waktu yang lampau oleh raja Salomo dalam Kidung Agung 8:6B, “….karena cinta kuat seperti maut…” Ya itulah cinta … yang membuat seorang ibu rela menahan sakit karena harus melahirkan anak yang telah dikandungnya selama 9 bulan dengan susah payah; yang membuat seorang ayah bekerja mati-matian untuk menghidupi keluarganya; dan yang membuat seseorang rela melakukan banyak hal yang begitu luar biasa untuk seseorang yang dikasihinya. Semua atas nama cinta.

Pasangan Sepadan Mencintai berarti mengharapkan yang terbaik untuk orang yang dicintai. Bisa mencintai adalah suatu anugerah yang besar, karena tidak sedikit orang yang telah kehilangan kemampuan untuk mencintai.
Mencintai berarti membuka diri untuk terluka. Terdapat resiko besar untuk terluka saat kita mencintai. Saat kita mencintai, hati kita begitu rentan karena kita memberi suatu akses pada orang yang kita cintai untuk melukainya. Akan tetapi jangan pernah menyerah untuk mencintai. Saat hati kita masih bisa merasa (apapun rasa itu), berarti kita masih hidup dan hidup yang penuh warna terlebih bernilai daripada hidup yang hanya satu warna dan hampa.

Karena begitu besarnya resiko yang harus ditempuh saat kita mencintai, marilah kita bijaksana. Memang cinta dapat timbul sewaktu-waktu tanpa dapat dicegah. Tetapi membiarkan cinta tumbuh atau membunuhnya saat cinta itu masih dangkal, itu adalah suatu keputusan. Semoga kita memilih orang yang tepat saat kita membiarkan cinta itu tumbuh.

Pertanyaannya adalah, siapakah orang yang tepat itu? Alkitab setidaknya mencatat ada satu hal mendasar yang dapat menjadi pedoman kita dalam memilih siapakah kiranya orang yang tepat untuk kita biarkan menjadi ladang penyemaian cinta kita: Roma 12:2, “ Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Hal yang ingin saya garis bawahi di sini adalah mulai dari kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Dari sana timbullah pertanyaan lain: Apa yang baik? Apa yang berkenan kepada Allah? Apa yang sempurna di mata Allah? Mari kita kupas satu persatu.

1. Apa yang baik?

Hal ini dapat kita lihat pada 2 Korintus 6:14, ” Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan
kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” Di sini artinya adalah hendaknya kita berpasangan dengan orang yang seiman. Permasalahan iman adalah permasalahan pribadi yang tidak dapat dipaksakan. Masalah iman adalah masalah hak asasi manusia. Akan tetapi cinta yang mengarah pada kehidupan pernikahan adalah suatu bentuk persatuan Roh, dan bukan semata persatuan daging. Pernikahan dilandasi oleh cinta namun tidak cukup hanya dengan cinta, terutama sangat dibutuhkan peran pihak ketiga, yaitu Kristus. Sebuah kapal dengan dua nahkoda akan sulit sekali untuk berlayar.

2. Apa yang berkenan kepada Allah?

Hal ini dapat dilihat pada Kejadian 2:18, ” Tuhan Allah berfirman: Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” Pertanyaan berikutnya adalah seperti apakah penolong yang sepadan itu? Sepadan dalam Alkitab dianalogikan sebagai kuk pada 2 ekor sapi yang digunakan untuk membajak lahan. Bila kuk tersebut tidak sama berat, maka akan timbul berat sebelah yang akhirnya tidak akan memungkinkan untuk 2 ekor sapi tersebut untuk maju secara bersamaan untuk membajak lahan tersebut.

Bila dikembalikan pada konteks pasangan hidup, pasangan hidup yang sepadan adalah pasangn hidup yang memungkinkan untuk bersama2 menjalani hidup dengan sebaik mungkin. Pertanyaan berikutnya adalah: bagaimana
ukuran kesepadanan itu?

Pasangan Sepadan. Kesepadanan dapat dilihat dari:

a. Kapasitas rohani (seberapa banyak pasangan dan diri kita telah mengalami Tuhan dalam hidupnya).
b. Wawasan/ pola pikir yang akan sangat dipengaruhi latar belakang, pendidikan, pengalaman, dan kehidupannya.
c. Memiliki misi dan visi yang diarahkan kepada Tuhan.
d. Memiliki kedewasaan psikologis untuk berkomitmen.

Pasangan yang sepadan adalah pasangan yang memiliki empat dimensi tersebut dengan kadar yang kurang lebih sama (tidak terlalu jauh). Ingat prinsip kuk: bila salah satu terlalu berat dan satu terlalu ringan, maka sapi
tidak bisa jalan beriringan.

3. Setelah berjalan beriringan, pertanyaannya apakah kehendak Tuhan yang sempurna?

Hal ini dapat dilihat dalam Matius 11:29-30, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan bebanKu pun ringan.” Penekanannya adalah pada kata pikullah kuk dan ringan. Pasangan yang sempurna adalah yang telah memenuhi kehendak Tuhan yang baik dan yang berkenan, dan yang dapat membuat menjadi ringan saat menunaikan tujuan Allah bagi kita (memikul kuk).

Lalu selain ketiga hal tersebut, apa ciri-ciri dia pasangan hidup yang tepat?:
1. Bersamanya kita mengalami damai sejahtera.
2. Kita semakin maju dalam pekerjaan, pelayanan, dan kehidupan sosial kita.
3. Kita semakin dekat dengan Tuhan.

Permasalahannya adalah: apakah kita sudah menjadi orang yang dapat memenuhi 3 kehendak Allah tersebut? Kalau belum, maka kejarlah itu dahulu!

Jadi, selamat mencintai! Selamat jatuh cinta! Selamat memilih pasangan hidup yang tepat!~.^

Sumber : tanahperjanjian.com

Apakah Dia Untukku?

Beberapa hal sederhana untuk mempertimbangkan apakah ia layak diperjuangkan.

Memilih pasangan hidup memang harus hati-hati. Bibit bobot bebet bukan hanya sekedar nasehat tidak penting dari orang tua. Itu benar-benar sesuatu yang harus dipertimbangkan. Tapi ada beberapa hal simple yang bisa membantu kita dalam tahap pendekatan awal untuk bisa mempertimbangkan apakah orang ini layak diperjuangkan untuk menjadi kandidat pasangan kita ke depan nanti.

1. Bagaimana reputasinya? Seringkali kita bermimpi 'untuk mengubah seorang yang liar menjadi orang yang baik hati'. Namun mimpi itu tidak selalu menjadi kenyataan. Karena itu jika reputasi orang yang kita sukai itu sangat buruk di luar sana, kita sebaiknya berhati-hati dan berpikir dua kali atau mungkin tiga kali.

2.Kenali setiap percakapan dengannya. Dalam setiap percakapan, yang penting untuk kita ketahui ialah apakah ia seorang 'pecinta diri sendiri' atau bukan. Jika ia tipe yang selalu fokus pada dirinya ketimbang pada kita, ini tanda kurang baik, terutama jika kita ingin serius dengannya di kemudian hari.

3. Ketahui sejarah percintaannya. Apakah gebetan kita ini terkenal sebagai si tukang gonta ganti pacar? Jika mantan pacarnya ada 12 padahal umurnya baru 23 tahun, kita benar-benar harus hati-hati, karena itu berarti dia bermasalah dengan satu kata yang berjudul ‘komitmen'. Bisa-bisa kita hanya akan menjadi 'pacar nomor 13' untuknya.

4. Apakah kita nyaman bersamanya? Ada orang yang kita sukai tapi membuat kita sendiri tidak nyaman. Mungkin karena bahasanya yang kasar, cara berpakaiannya yang -jujur saja- membuat malu, atau tingkah lakunya yang kadang tidak sopan. Jika ya, lebih baik pikir-pikir dulu untuk menjadikan dia kekasih pujaan hati.

5. Bagaimana ia pada keluarganya. Bagaimana ia memperlakukan keluarganya dan bagaimana ia berhubungan dengan saudara-saudaranya adalah hal penting yang disimak. Peringatan besar muncul jika orang yang anda sukai suka memusuhi adiknya sendiri atau kasar pada orang tuanya.

6. Sadari pengaruh kehadirannya pada kerohanian anda. Ini poin yang paling penting. Sebelum kita dan si dia memulai hubungan yang lebih serius, kita harus mulai bisa menilai dari berbagai sisi, apakah kehadiran orang istimewa kita itu memberi pengaruh baik bagi kerohanian kita atau tidak. Apakah kehadirannya membuat kita rajin berdoa atau malah jadi malas berdoa sama sekali? Apakah bersamanya membuat kita jadi jatuh dalam dosa atau tidak? Poin utamanya ialah, bersama dengan dirinya harus membuat hidup rohani kita naik dan bukan turun!! Jika bersama dengannya membuat rohani kita menjadi lemah, tinggalkan saja angan untuk bersamanya.

7. Bayangkan yang jauh ke depan. Maksudnya, kita harus mulai punya bayangan sebuah pernikahan dengan dirinya. Jika membayangkan untuk menjadi istri atau suaminya saja membuat kita merasa aneh, jangan lanjutkan. Bayangkan juga apakah ia bisa menjadi ayah atau ibu yang baik bagi anak-anak kita nanti. Kalau sikap dan karakternya sangat meragukan untuk itu, berarti ini sebuah lampu merah untuk kita.

8. Orang lain harus dihargai. Pendapat orang tua, pendapat sahabat, pendapat pimpinan, harus kita dengarkan. Biasanya mereka yang sudah 'buta oleh cinta' tidak bisa melihat segala sesuatu dengan objektif. Karena itu pendapat orang penting dipertimbangkan. Jika semua orang terdekat berkata tidak, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan kembali keputusan anda.

Jika hampir semua dari 8 hal sederhana di atas mengarah ke sesuatu yang negatif tentang orang yang kita sukai tersebut, mengapa harus pusing lagi? Orang-orang sekeliling kita boleh menyebarkan kebohongan bahwa 'kita harus punya pacar!!'. Padahal tidak. Begitu banyak perceraian yang terjadi karena kebohongan ini. Mereka memaksakan diri berpacaran dengan orang yang salah hanya karena ingin punya pacar dan akhirnya menikahi orang yang salah itu. Dan penyesalan hanya datang kemudian, "Andai aku lebih berhati-hati waktu pacaran dulu". Karena itu, tidak ada salahnya bagi kita untuk MENUNGGU sampai orang yang terbaik untuk kita dari Tuhan tiba.

Sumber: Jawaban.com