Thursday, June 25, 2009

Generasi Sekarang Adalah Generasi Paling Buta Alkitab

Beberapa pemimpin Kristiani mengatakan generasi ini adalah yang paling buta Alkitab dalam sejarah. Masalahnya: pemuda/i Kristiani mengarahkan kehidupan mereka dengan budaya populer dan bukannya Alkitab.

Akibat-akibatnya dapat menghancurkan, tidak hanya bagi Gereja, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.

CBN News berbicara dengan orang-orang muda secara acak di pantai:

CBN News: Bisakah Anda menyebutkan tiga dari 10 perintah kepada saya?
Pemuda: Nope.
CBN News: Bisakah Anda menyebutkan satu dari 10 perintah kepada saya?
Pemuda: Nope.
"Bisakah Anda menyebutkan nama kitab pertama dari Alkitab?" kami bertanya kepada pemuda lainnya. "Perjanjian," jawabnya.

Kepada seorang pemudi, kami bertanya, "Apakah menurut Anda, Anda bisa masuk Surga dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik?"
"Saya pikir ada mutiara-mutiara di Surga, seperti bonus point, you know," jawabnya.

Masyarakat Yang Buta Alkitab
Sangatlah jelas bahwa kebanyakan warga Amerika - termasuk warga Kristianinya yang tidak mengetahui Alkitab mereka. Lihatlah angka-angka dari studi terbaru:
• Lebih dari 60 persen warga Amerika tidak bisa menyebutkan setengah dari 10 Perintah Tuhan atau empat Injil dari Perjanjian Baru.
• Delapan puluh persen termasuk yang "lahir baru" Kristian mempercayai bahwa "Tuhan menolong orang-orang yang menolong diri mereka sendiri" adalah kalimat langsung yang ada di Alkitab.
• Dan 31 persen darinya mempercayai bahwa orang baik bisa memiliki jalannya sendiri ke Surga.
Menurut studi George Barna terbaru, kebanyakan yang mengklaim sebagai Kristiani tidak mempercayai bahwa setan atau Roh Kudus itu eksis. Dan meskipun Alkitab sudah sangat jelas mengenai sifat dasar Kristus yang tanpa dosa, 22 persen mempercayai bahwa Yesus pernah berdosa selama ia di dunia.

"Saya tidak berpikir bahwa Ia tanpa dosa," seorang pria berkata mengenai Yesus.
"Atas dasar percaya apa," kami bertanya.
"Opini saya," ujarnya.

"Jika Anda buta Alkitab, Anda akan jatuh ke setiap jenis dosa, dan setiap masalah dan itu adalah masalah dari bangsa kita," uajr Dr. Vinson Synan, dekan emeritus dari Regent University School of Divinity.

"Jika Anda mengetahui Alkitab, jika Anda mengetahui Sepuluh Perinta Tuhan, itu semua adalah peringatan-peringatan hidup, hingga kita bisa menjalani kehidupan yang indah," tambahnya.

Terbuka kepada Dusta?
Lou Engle, pendiri kegerakan doa The Call mengatakan tidak mengetahui kebenaran mudah membuat orang tersebut diserang dusta.

"Jika Anda menyingkirkan kebenaran, Anda melangkah ke dunia akan kebohongan dan pada akhirnya, Anda berpikir Anda berjalan bersama Tuhan tetapi Anda tidak berjalan dengan Tuhan," ujar Lou.

Lou Engle menegaskan bahwa ada bahaya besar dengan menjadi "spiritual" tetapi tidak mengetahui Firman Tuhan.

"Yesus mengatakan, ‘Ada tertulis' ketika ia digoda! Generasi ini harus mengatakan, ‘Ada tertulis.' Harus diketahui akan Firman itu jika mereka ingin mengalahkan musuh!"

Reading BibleKetika ditanyakan apakah ia membaca Alkitab, seorang pemuda di pantai mengatakan, "Saya memang membaca Alkitab. Saya rasa itu adalah hal baik untuk mendasarkan hidup Anda kepadanya."

Kami juga bertanya kepada yang lainnya apakah penting bagi seorang muda untuk mengetahui Firman Tuhan?

"Itu bisa sangat menolong Anda. Jika Anda tidak berdiri untuk sesuatu, Anda bisa jatuh karena hal apapun," seorang wanita muda merespon.

Tetapi sekarang, kebanyakan Kristiani tampaknya jatuh untuk budaya populer. Contohnya, perceraian sudah menjadi hal yang biasa di rumah-rumah Kristiani seperti yang non-Kristiani. Dan bertumbuhnya jumlah evangelikal yang mendukung pernikahan sesama jenis.

"Apa yang kita temukan adalah sebuah generasi yang telah diajarkan relativitas moral," ujar Engle. "Pastor-pastor kami dipenuhi dengan relativitas moral karena mereka belum mengajarkan mengenai kebenaran Firman Tuhan atas generasi ini."

Kekeringan Firman
Engle juga menunjukkan jarinya kepada para orang-tua. "Itu adalah para ayah dan para ibu. Keluarga adalah akar dari sebuah bangsa. Jika Anda tidak mengajarkan anak-anak kebenaran, maka kita akan kehilangan itu," ujarnya. "Dimulai dari situlah bermula dari para pastor dan masyarakat."

Dr. Synan mengatakan masalah sebenarnya adalah kelaparan - bukan sebuah kelaparan akan makanan, tetapi kelaparan akan Firman Tuhan.

"Amos pasal 8 mengatakan kepada kita bahwa akan tiba waktunya, akan terjadi kelaparan, bukan kelaparan akan roti atau haus akan air, tetapi akan mendengar Firman dari Tuhan," ujarnya.

"Bagian tersedih adalah para gadis dan pemuda akan pingsan karena kehausan," ujarnya. "Itu tidak menunjuk kepada generasi yang lebih tua, tetapi menunjuk kepada orang muda. Mereka idealis. Orang-orang muda membutuhkan sesuatu untuk dihidupi dan satu-satunya hal yang dapat memuaskan kelaparan, adalah Firman Tuhan."

Sumber : jawaban.com

Wednesday, June 17, 2009

Hidup dalam kekudusan

1 Petrus 1:13-16
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Salah satu definisi kekudusan adalah berada dalam keadaan murni. Dalam bahasa Ibrani, kudus adalah "kadosh" artinya naik lebih tinggi. Dalam bahasa Inggris, definisi kudus adalah "cut above" artinya di atas rata-rata. Tuhan memanggil kita untuk naik ke standar-Nya, untuk hidup sebagaimana Dia hidup dan berpikir sebagaimana Dia berpikir. Inilah panggilan Tuhan bagi gereja-Nya: "Kuduslah kamu, sebab Aku kudus".

Orang yang sombong berpikir bahwa ia dapat mencapai kekudusan dengan mengandalkan kekuatannya untuk mentaati berbagai peraturan. Sebaliknya, orang yang rendah hati tahu bahwa ia tidak dapat mencapainya. Ia bergantung pada anugerah dan kekuatan Allah; dan Allah memberikan anugerah kepada orang yang rendah hati. Kekudusan adalah pekerjaan anugerah Allah, bukan hasil kekuatan daging. Sebab tanpa kasih karunia Tuhan, tidak ada orang yang mampu hidup dalam kekudusan. Namun demikian, seringkali kita berpikir, apakah mungkin hidup kudus?

Roma 12:1
"Karena itu, saudara-saudara demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati."

Dalam alkitab versi NKJ, "ibadahmu yang sejati" dikatakan sebagai ''your reasonable service". Reasonable artinya dapat dijangkau, berada dalam jangkauan kemampuan. Dengan kata lain, hidup dalam kekudusan adalah kehidupan yang dapat dijangkau dan merupakan kehidupan Kristen rata-rata, bukan sesuatu yang mustahil. Nah, bagaimana kita dapat hidup dalam kekudusan?

1. Hidup Dalam Takut Dan Hormat Akan Tuhan

Ibrani 12:28
Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

2. Belajar Firman Tuhan

Belajar firman Tuhan sebab Firman adalah ilham Allah.

2 Timotius 3:16
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Dalam bahasa Gerika, ilham adalah "Teos neuma" artinya nafas Allah.

3. Memperbarui Pikiran Dengan Firman

Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Dalam bahasa Inggrisnya "be transformed" artinya menyeberang dari dunia, naik ke tempat yang lebih tinggi. Sekalipun kita hidup di dunia, tetapi berjuang untuk bersikap sama seperti Tuhan.

4. Fokus Pada Karakter Tuhan Dan Bukan Pada Peraturan-Nya

Karena peraturan mematikan, tetapi karakter dan kasih karunia-Nya memampukan kita hidup kudus. Law gives you the picture of holiness, but grace gives you the power to live holy.

Ketika Tuhan memberi perintah, maka Dia juga akan memberikan kasih karunia-Nya agar kita mampu melakukan perintah-Nya. Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

sumber: Indri Gautama

Monday, June 15, 2009

Bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan

Semua orang pasti rindu bertumbuh. Ada banyak orang yang ingin sekali bisa bertumbuh tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya sehingga mereka sendiri tidak bisa bertumbuh. Supaya dapat bertumbuh, kita perlu mengikuti tiga langkah dan urutannya mesti sesuai, tidak boleh di bolak-balik.

Untuk bisa bertumbuh, kita perlu mengenal Allah. Karena kalau kita tidak mengenal Dia, kita tidak bisa dekat sama Tuhan. Kita tidak bisa tahu siapa Allah kita sebelum kita mengenal Dia. Karena itu sangat penting bagi kita untuk mengenal Dia.

Setelah mengenal, baru kita bisa mengasihi Allah. Orang Indonesia punya pepatah ‘tak kenal maka tak sayang'. Jadi kalau kita tidak mengenal Allah, kita tidak bisa mengasihi Allah. Makin kita mengenal Allah, makin kita mengasihi Allah. Jadi langkah pertama itu penting sekali, mengenal dulu baru kita mengasihi. Semakin mengenal semakin mengasihi.

Kalau kita sudah mengasihi, baru kita ikut langkah yang ketiga namanya melayani. Kalau pelayanan itu adalah hasil dari kasih kita kepada Tuhan, pelayanan kita pasti dahsyat. Pelayanan kita akan menghasilkan buah, menghasilkan dampak. Gawatnya banyak orang percaya yang membalik langkah-langkah ini. Mereka tidak mengenal Allah dulu. Tidak mengasihi Allah dulu. Begitu mereka masuk gereja, disuruh melayani dulu. Mereka melayani tapi pelayanannya bukan hasil dari kasih. Akibatnya ketika menghadapi persoalan dan tantangan mereka pun mundur. Tadinya aktif melayani tapi sekarang tidak melayani lagi.

1. Mengenal Allah

Mengenal Allah itu penting sekali. Kalau kita tidak mengenal Allah, kita tidak bisa betul-betul percaya kepada Tuhan. Bagaimana kita bisa percaya kepada seseorang yang tidak kita kenal?

Yohanes 17:3
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

Ternyata hidup kekal itu adalah sama dengan mengenal Allah. Dulu saya berpikir hidup kekal itu adalah kalau kita ke gereja, kita dapat tiket masuk sorga. Saya pikir saya pasti masuk surga karena saya sudah ke gereja. Ternyata tidak! Ada orang yang rajin ke gereja tapi dia tidak pernah mengenal Allah. Karena sebenarnya hidup kekal itu ada melalui pengenalan kita akan Allah. Kalau pengenalannya salah, kita tidak akan masuk surga. Kalau pengenalannya benar baru kita masuk surga. Jadi mengenal Allah itu penting sekali. Ayat ini mengatakan, ‘Inilah hidup yang kekal itu, yaitu mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus'. Jadi mengenal Allah itu berarti kita harus mengenal Yesus Kristus. Tapi jangan lupa, yang akan membawa kita kepada pengenalan akan Allah yang ‘satu-satunya' itu adalah melalui Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristus kita di bawa kepada Bapa.

Mengenal Allah harus dimulai setelah kita diselamatkan oleh Tuhan Yesus dan kita harus mengenal Allah sebagai Bapa kita. Karena yang mengutus Yesus Kristus itu Bapa. Kita harus mengenal Bapa karena Yesus datang membawa kita kepada Bapa. Yesus bilang begini, ‘Akulah jalan, kehidupan dan kebenaran. Tanpa melalui Aku kamu tidak akan sampai kepada Bapa'.

Banyak dari kita yang belum mengenal Bapa. Saat ini Tuhan mau membawa kita untuk mengenal Allah sebagai Bapa. Karena kalau kita mengenal Allah sebagai Bapa, wuih dahsyat sekali!! Hidup kita berubah!! Kita bisa kuat atau tidak dalam menghadapi permasalahan hidup ini, itu tergantung dari bagaimana pengenalan kita akan Allah.

Sewaktu kita menghadapi persoalan, kalau kita tidak mengenal Tuhan, kita tidak bisa mempercayai Tuhan. Sehingga kita temukan banyak orang kalau ada persoalan, cari dukun, lari dari masalah, pergi meninggalkan masalah. Mereka tidak percaya sama Tuhan karena mereka tidak kenal Tuhan. Kalau kita mengenal Tuhan, kita tidak akan pernah cari dukun. Karena itu mengenal Allah itu sangat penting.

Kalau kita mengenal Tuhan, kita bisa mempercayakan diri kepadaNya. Percaya dengan mempercayakan diri adalah dua hal yang berbeda. Ada orang yang sampai pada tahap percaya saja. Itu bagus! Tapi tidak cukup sampai di situ. Kita juga harus mempercayakan diri. Contohnya seperti ini. Ada orang yang percaya sama Tuhan. Tapi ketika ada masalah, ia mempercayakan dirinya kepada dukun, kepada akal pikirannya sendiri. Nah, percaya dengan mempercayakan diri itu beda. Kalau kita percayanya benar, mempercayakan dirinya juga pasti benar. Bukti kepercayaan kita kepada Tuhan adalah kalau kita berani untuk mempercayakan diri kepadaNya. Kalau kita mengenal Bapa, memiliki pengalaman dengan Bapa, kita pasti akan berani untuk mempercayakan diri kita kepadaNya. Itulah sebabnya Tuhan mau kita mengenal Allah dan mengenalNya sebagai Bapa.

Kalau kita kenal Dia sebagai Bapa, itu merupakan hal yang sangat indah. Karena seorang ‘bapa' tahu semua kebutuhan kita. Seorang ‘bapa' itu mengerti apa yang menjadi kebutuhan anaknya. Tidak ada ‘bapa' yang anaknya memiliki kebutuhan tapi dia tidak tahu. Bapa kita di surga lebih hebat dari bapa kita yang ada di dunia ini. Alkitab bilang begini, ‘rambutmu sekalipun dihitungnya'. Waktu kita kecil, pernah tidak bapa kita menghitung rambut kita? Saya belum pernah melihat ada bapa yang berhasil menghitung rambut anaknya. Tapi Bapa kita yang di surga, sesibuk apapun Dia, Bapa masih sempat hitungin rambut! Itu hebatnya! Bahkan Dia bilang begini, ‘tidak ada sehelai rambutpun yang jatuh tanpa seijin Bapa'. Berarti satu helai rambut saja diurusin sama Bapa. Itu kebenaran yang luar biasa! Artinya Bapa betul-betul memperhatikan kita sampai hal-hal yang paling detail sekalipun. Bapa kita yang di surga memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan kita.

Kita mungkin mempercayai Allah sebagai Bapa. Tapi apakah kita pernah mengalaminya sebagai Bapa kita? Karena ada orang Kristen ‘katanya'. Mereka dalah orang-orang Kristen yang tidak pernah melihat atau mengalami Allah sebagai Bapa. Karena itu ada orang yang percaya kepada Tuhan tapi mereka tidak bisa mempercayakan diri. Karena mereka cuma percaya di pikiran saja. Untuk percaya di dalam hati, kita harus mengalami Tuhan dan memiliki pengalaman dengan Tuhan. Kalau kita sudah memiliki itu, barulah kita bisa masuk pada langkah yang kedua yaitu mengasihi Allah dan akhirnya melayani Dia.

Di dalam pengenalan kita akan Tuhan, kita harus mengalami dan memiliki pengalaman dengan Tuhan. Setelah kita sudah memiliki itu kita bisa melanjutkan pengenalan kita akan Allah dengan mengasihiNya dan akhirnya melayani Dia.

2. Mengasihi Bapa

Mengasihi Bapa merupakan hal yang paling penting karena merupakan hukum yang terbesar. Di dalam Firman Tuhan dikatakan hukum yang terbesar, yang terutama itu adalah kasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap pikiranmu, segenap jiwamu, segenap kekuatanmu. Artinya dengan segenap keberadaan saudara, kasihilah Tuhan!

Tapi sering kita tidak bisa mengasihi Tuhan karena kita kurang mengenal Dia. Kalau kita mengenal Tuhan, gampang bagi kita untuk mengasihiNya. Kalau engkau merasa sulit untuk mengasihi Tuhan, belajarlah mengenal Tuhan. Kasih yang kita terima dari Bapa membuat kita tidak hanya bisa mengasihi Tuhan, melainkan kita juga bisa saling mengasihi. Engkau rindu keluargamu berbahagia? Engkau mau supaya hidupmu bisa membangun hubungan? Kenallah Allah! Kalau engkau memiliki kasih dari surga itu, engkau bisa saling mengasihi. Karena memang kasih surgawi itu luar biasa.

Kasih Allah itu dahsyat. Bapa di surga sangat mengasihi kita anakNya. Suatu waktu saya memimpin retreat di Carita, Jawa Barat. Sewaktu saya khotbah, ada seorang ibu yang terus-menerus menangis tiada henti. Semua orang sudah selesai ibadah dan lagi makan siang, tapi ibu ini masuk ke kamar bersama beberapa temannya dan mereka berdoa.

Ibu ini baru dua bulan menjadi orang Kristen. 8 tahun yang lalu, sebelum dia menjadi orang Kristen, suatu hari dia jalan-jalan bersama anaknya di Jakarta. Anaknya itu nakal, umur 4 tahun. Sewaktu sedang berjalan-jalan, tiba-tiba anaknya melarikan diri, melepaskan pegangan tangannya dari ibunya. Anak itu kemudian lari. Anak ini namanya Daniel. Ibu ini kemudian mencari anaknya, Daniel, tapi tidak ketemu. Saudara tahu berapa lama ibu ini mencari anaknya? 8 tahun!! Dia terus mencari anaknya, memasukkan berita anaknya ke koran, lapor ke kantor polisi tapi anaknya tidak pernah ditemukan. Sampai suatu hari, setelah 8 tahun dia cari anaknya, rupanya dua bulan sebelum retreat itu dia percaya Yesus. Ibu ini kemudian di bawa ke retreat itu.

Waktu dia dengar saya khotbah tentang ‘Kasih Bapa', dia ingat anaknya. Hancurlah hatinya. Ketika dia sedang menangis, tiba-tiba di kamar itu ada suara yang mengatakan, "Nak, kamu sudah 8 tahun mencari anakmu tapi tidak ketemu. Tapi AKU, Bapamu, mengasihi engkau. Pulanglah nak sekarang ke Jakarta. Pergilah ke Monas karena engkau akan bertemu anakmu di Monas." Saudaraku, dia dengar suara ini untuk pertama kali setelah dia lahir baru. Dia tanya para pemimpinnya apakah ini benar suara Tuhan? Dan mereka semua yakin ini suara Tuhan.

Lalu ibu ini pulang ke Jakarta. Dari Carita dia pergi naik bis sendirian ke Monas. Saudara tahu Monas itu luas, di mana dia bisa ketemu anaknya? Dia mencari anaknya di Monas. Tiba-tiba ada suara lagi, "Nak, pergilah kamu ke bawah pohon beringin itu. Di bawah pohon itulah anakmu ada." Dia ikuti suara itu. Kemudian dia lihat di bawah pohon beringin itu ada seorang anak berumur 12 tahun. Kurus kering, ceking, penuh dengan penyakit kulit. Tidak ada lagi orang yang kenal anak ini. Rambutnya sudah seperti gembel. Anak ini juga tidak memakai sandal. Tetapi seorang ibu tidak pernah lupa sama anaknya. Ibu ini mengenali anak ini sebagai anaknya. Waktu dia lihat anak ini, dia panggil, "Daniel...!!!" Daniel lihat mamanya, dan dia langsung berteriak, "Mama...!!!!!" Mereka berpelukan untuk pertama kalinya setelah 8 tahun. Mamanya bilang, "Daniel, mama cari kamu 8 tahun. Kamu ke mana Daniel? Mama cari kamu, ke kantor polisi, masukin koran, mama tidak pernah menemukan kamu." Daniel bilang, "Mama, saya 8 tahun jadi gembel, hidup di jalanan, tapi saya masih hidup mama." Kisah ini sudah seperti cerita sinetron, tapi ini adalah kisah nyata.

Di surga sana ada Pribadi yang mengasihi kita. Mungkin engkau berkata, "Tuhan, apakah Engkau mengerti aku?" Dengar saudara, ada seorang Pribadi, tidak hanya mengerti saudara, tapi IA sangat mengasihi saudara. KasihNya itu luar biasa! Ibu ini telah mengalami kasih Bapa dan dia menjadi sangat mengasihi Tuhan. Setelah dia mengalami kasih Bapa, dia mengasihi Tuhan. Kalau kita sudah saling mengasihi, barulah kita bisa melayani dengan baik.

3. Melayani Allah

Yohanes 14:10,12
(10) Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.(12) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;

Saya dulu berpikir kalau pelayanan itu adalah kita melakukan sesuatu untuk Tuhan. Ternyata bukan! Pelayanan itu adalah seperti yang tertulis di dalam Yohanes 14:10. Itu yang Yesus lakukan. Yesus itu adalah contoh untuk hidup kita. Yesus melayani bukan dengan Dia melakukan sesuatu buat Bapa. Bukan! Dia bilang begini, "Apa yang Aku dengar dari Bapa, itu yang Aku katakan. Apa yang Aku lihat Bapa lakukan, itu yang Aku lakukan." Dengan perkataan lain Dia bilang begini, "Bapalah yang melakukan pekerjaan Nya di dalam Aku."

Jadi pelayanan yang dahsyat itu bukan kita melakukan sesuatu untuk Tuhan melainkan Tuhan yang melakukan sesuatu melalui kita. Itu pelayanan yang dahsyat!

Melalui Yohanes 14:12 kita belajar bahwa pelayanan yang paling powerfull adalah kalau kita bisa menunjukkan Bapa ke dunia ini. Menunjukkan Bapa, seperti yang dikatakan oleh Filipus, "Tuhan Yesus, tunjukkan Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup." Dari kata-kata Filipus kita tahu bahwa perkataannya ini mewakili hati dunia ini. Di dalam dunia ini ada suatu kehausan, kevakuman di dalam hati manusia, ada suatu ruang kosong yang tidak bisa diisi oleh apapun kecuali mereka mengenal Bapa. Kalau mereka sudah mengenal Bapa, sudah cukuplah semuanya. Dunia perlu mengenal Bapa. Itulah sebabnya pelayanan yang paling dahsyat adalah memperkenalkan Bapa kepada dunia ini. Pelayanan yang paling efektif adalah menunjukkan Bapa seperti Yesus menunjukkan pekerjaan-pekerjaan Bapa.

Ada sepasang suami istri. Suatu kali, mereka bertemu dengan musuhnya yang sangat anti dengan orang Kristen. Ketika bertemu, anaknya ini dibunuh, dicincang di depan mereka. Kemudian musuh yang anti Kristen ini menangkap sang istri sedangkan suaminya sempat meloloskan diri. Istrinya dijadikan budak sex selama 18 bulan. Saya mau bertanya, kalau saudara ada di posisi mereka, apakah saudara bisa tahan? Waduh, belum tentu. Yang lebih mengenaskan suaminya melihat semua kejadian itu dan dia sulit sekali menerimanya.

Suatu hari istrinya menulis surat. Waktu kami baca suratnya, kami menangis. Istrinya menceritakan bagaimana hancur hatinya waktu menjadi budak sex selama 18 bulan itu. Tapi suatu hari karena suaminya yang terus berdoa dengan dukungan saudara-saudara seiman, melalui pertolongan Tuhan istrinya bisa keluar. Waktu istrinya keluar, dia sudah hamil. Dan anak yang ada di dalam kandungan itu adalah anak musuh mereka. Saya mau tanya, kalau saudara jadi suaminya, saudara bisa menerima istrimu kembali? Tidak gampang! Dan kami juga tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi ketika suami ini datang sama Bapa di surga, dia dijamah oleh kasih Bapa. Waktu dia dapat jamahan itu, dia datangi istrinya. Dia peluk istrinya dan bilang, "Mama, saya tidak hanya bisa terima kamu sebagai istri saya, tapi saya akan terima anak ini jadi anak saya. Tidak apa-apa meskipun ini anak dari musuh kita, musuh bebuyutan kita, musuh orang Kristen, tapi saya akan didik dia supaya nanti ketika dia besar kelak, dia akan menjadi seseorang yang bisa menginjili mereka-mereka itu".

Kalau ini bukan kasih Tuhan, tidak mungkin ada orang yang bisa melakukan hal ini. Apakah engkau mau mengenal Bapa yang sudah mengutus Yesus Kristus, anakNya itu? Selamat bertumbuh di dalam Tuhan!!

Sumber: Ir. Eddy Leo, M. TH.

Tuhan adalah Bapaku

Untuk mengenal Allah lebih dalam, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenal Allah. Yang kedua adalah mengasihi Allah dan yang ketiga melayani Allah. Ketiga hal ini tidak boleh dibalik. Kita harus mengenal Allah lebih dulu baru mengasihi dan melayani Allah. Tidak boleh melayani dulu untuk akhirnya mengasihi dan mengenal Dia. Jadi mengenal Allah itu sangat penting.

Langkah pertama untuk mengenal Allah adalah mengenal-Nya sebagai Bapa kita sesudah kita lahir baru. Kalau kita tidak lahir baru, tidak percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kita tidak bisa mengenal Allah dengan lebih dalam lagi. Tapi setelah kita punya pengalaman keselamatan, maka kita seharusnya segera mengenal Allah sebagai Bapa kita. Karena itu tujuannya Yesus datang, membawa kita mengenal Allah sebagai Bapa. Bapa adalah tujuan dan Yesus itu jalannya.

Banyak orang yang sudah kenal Yesus tapi tidak sampai pada tujuannya yaitu mengenal Bapa. Seperti kisah Filipus yang bertanya kepada Tuhan Yesus, "Tuhan, coba tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Itu sudah cukup." Yesus menjawab, "Filipus Filipus, kamu sudah begitu lama bersama Aku tapi kamu tidak tahu. Barang siapa yang sudah melihat Aku, dia sudah melihat Bapa". Jadi ada orang yang sudah bersama-sama dengan Yesus tapi tidak bisa melihat gambar Bapa. Karena itu ada orang yang sudah menyebut Kristen, sudah percaya Yesus, tapi dalam pemikirannya belum bisa mengenal Allah sebagai Bapa.

Di dunia ini jarang orang memakai nama pribadinya seperti Yesus dan Roh Kudus. Artinya nama Yesus dan nama Roh Kudus itu eksklusif. Itu hanya dikhususkan untuk Allah. Manusia jarang memakai nama itu. Sehingga untuk mengidentifikasikan Yesus dan Roh Kudus sebagai Allah itu lebih gampang. Tapi ketika kita bilang Allah adalah Bapa, gambaran bapa duniawi kita langsung menguasai pikiran kita. Kalau hubungan kita sama bapa kita di dunia tidak baik, seringkali kita juga tidak baik hubungannya dengan Allah sebagai Bapa. Apalagi kalau kita punya pengalaman traumatis dengan bapa kita di dunia, kita bisa juga trauma dengan Bapa di surga karena namanya sama. Karena itu kita perlu datang kepada Tuhan supaya kita dipulihkan. Supaya kita bisa mengenal Allah sebagai Bapa.

Ulangan 1:27-28
Kamu menggerutu di dalam kemahmu serta berkata: Karena Tuhan membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan. Ke manakah pula kita maju? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan: Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak di sana.

Orang Israel sewaktu kesulitan datang, ketahuan kalau pengenalan mereka akan Allah ternyata salah. Mereka bilang, "Tuhan, Engkau jahat! Engkau membenci kami!". Bagaimana orang Israel bisa mengasihi Allah kalau mereka menganggap bahwa Allah membenci mereka? Allah tidak membenci orang Israel. Mereka bisa mendapat kesan itu karena mereka 400 tahun diperbudak. Selama 400 tahun mereka menerima perlakuan yang jahat, menyakitkan, direndahkan dan dihina. Perlakuan-perlakuan itu membuat mereka akhirnya berpikir Tuhan juga sama.

Kita biasanya belajar mengenal Allah itu lewat orang tua kita, khususnya lewat seorang pribadi yang namanya bapa. Itu bukan kebetulan! Bapa surgawi namanya Bapa, bapa duniawi kita juga namanya bapa. Itu adalah ide Allah sendiri. Kita memiliki bapa di dunia karena Bapa di surga menitipkan kita, menaruh kita di sebuah keluarga supaya dari kecil kita bisa mengenal Allah Bapa lewat bapa duniawi kita. Jadi bisa dibilang keluarga itu adalah sekolah pengenalan akan Allah. Orang yang memiliki bapa duniawi yang rusak, biasanya meskipun sudah menjadi orang Kristen, dia kesulitan mengenal Allah sebagai Bapa.

Sasaran iblis adalah merusak gambaran ‘bapa'. Gambaran ‘bapa' dirusak, habis dihancurkan sehingga banyak bapa di dunia ini yang tidak beres. Tapi Tuhan baik. Tuhan tidak biarkan kita sendirian. Maleakhi 4:5-6 dikatakan, "....ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya...." Tuhan tidak membiarkan gambar ‘bapa' rusak. Tuhan tidak membiarkan gambaran ‘bapa' kita terus-menerus hancur. Karena kalau gambar ‘bapa' itu hancur, kita juga tidak bisa mengenal Allah sebagai Bapa. Maka Tuhan mau memulihkan gambar itu. Karena itu Yesus datang ke dunia ini dan Dia harus jadi anak dulu. Yesus menjadi anak supaya menjadi model buat kita, menggantikan kita untuk menggambarkan bagaimana dekatnya hubungan Dia dengan Bapa di surga.

Matius 3:16-17
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Di dalam ayat ini, ada empat hal yang bisa kita dapatkan dari Bapa kita yang sebenarnya sudah hilang dari bapa duniawi kita. Yang pertama, ‘kepadanya Aku berkenan'. Luar biasa! Sejak kita lahir baru percaya Yesus, kita berkenan kepada Tuhan. Artinya berkenan, Tuhan tidak pernah menolak kita, tidak pernah membuang kita, Tuhan selalu berkenan kepada kita karena Dia Bapa kita dan kita anak-Nya. Artinya Tuhan memberi keintiman kepada kita. Kunci pemulihan adalah mengampuni bapamu. Kalau kita tidak ampuni, tidak akan pernah terjadi kelepasan.

Allah itu kita boleh panggil Abba (Aram). Kalau di bahasakan dalam bahasa modern sekarang, artinya adalah ‘papa'. Itu maksudnya! Kita harus memiliki keintiman itu. Kita tidak bisa intim dengan Bapa Karena kita melihat gambaran bapa duniawi kita yang tidak pernah intim sama kita. Jadi itu mempengaruhi kita sehingga kita tidak bisa intim dengan Bapa kita di surga. Supaya intim dengan Bapa di surga, ampunilah bapamu yang tidak intim itu. Tuhan berkenan kepada kita.

Yang kedua adalah ‘identitas'. Karena Yesus dikatakan, "Kamulah Anak-Ku yang Kukasihi". Yesus punya identitas. Sebelum Dia melayani, dia belum punya identitas. Hanya bapa yang bisa memberi identitas kepada anaknya. Seorang ibu tidak bisa. Ibu hanya bisa memberi kehangatan, perhatian, pemeliharaan, tapi hanya bapa yang bisa memberi visi, identitas dan nilai-nilai. Karena itu kalau di keluarga kita tidak ada bapa, kita tidak pernah dapat identitas. Begitu dalamnya satu kata yang di ucapkan seorang bapa. Banyak kasus homoseksual terjadi karena bapanya tidak memberikan identitas kepada anaknya sewaktu anaknya masih kecil. Seorang anak manusia perlu mendapatkan identitas.

Tahukah kamu kalau Bapa di surga ada di sini, Dia akan bangga sama kamu. Mungkin bapa kamu di dunia tidak pernah bangga sama kamu, tapi Bapa kamu di surga bangga sama kamu. Dia bilang, "Inilah anak-Ku yang Aku kasihi." Di dunia ini mungkin tidak pernah ada orang yang tepuk-tepuk kita, tapi Bapa akan bilang, "Kamu anak-Ku yang Aku kasihi." Identitas!! Dahsyat sekali. Bapa kita memberi rasa berharga yang sejati, bukan yang palsu. Kalau dunia memberikan rasa berharga yang palsu. Rasa berharga karena apa yang kita lakukan. Tapi Bapa kita memberikan kita identitas yang sejati. Kita berharga bukan karena apa yang kita lakukan. Kita berharga semata-mata karena kita anak-Nya Bapa. Betapa pentingnya kata Tuhan, "Kamu adalah anakKu!!".

Yang ketiga adalah ‘disiplin'. Yesus pribadi yang sangat disiplin. Dia taat sekali kepada Bapa-Nya. Karena Dia seorang anak yang sangat luar biasa dan Bapanya juga mendisiplin Dia. Tapi di dunia ini kita tidak dapat itu. Biasanya di keluarga ada dua macam ekstrim. Kita didisiplinnya keras atau tidak pernah didisiplin sama sekali. Tapi kebanyakan di Indonesia yang saya temukan, disiplinnya semena-mena. Itu mempengaruhi kita sehingga kalau datang sama Tuhan ketakutan. Tetapi itu semua tergantung bagaimana pandangan kita terhadap satu kata yang namanya ‘bapa'. Engkau musti jujur. Bapamu seperti apa? Ada Bapa di surga yang mengasihi engkau. Engkau perlu ketemu Dia. Karena Dia adalah Bapa yang mengerti bagaimana mendisiplin kita. Tidak seperti disiplin salah yang kita jumpai di keluarga kita. Kita perlu disiplin yang benar, tapi yang kita dapat adalah kekerasan atau tidak pernah didisiplin sama sekali. Tapi Tuhan mau sembuhkan kita.

Yang keempat, dikatakan, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi". Tuhan mengasihi kita. Hal yang perlu kita dapatkan dari Bapa kita yang seringkali tidak kita dapatkan dari bapa duniawi kita adalah kasih yang tidak bersyarat. Kasih yang kita dapat itu bersyarat. Kita tidak pernah dapat kasih yang sesungguhnya. Tapi ada seorang pribadi yang mengasihi kita tanpa syarat.

Kita tahu kisah anak yang hilang. Waktu dia tinggalkan bapanya, hidupnya hancur. Waktu dia punya uang, orang mengasihi dia. Tapi waktu uangnya habis, tidak ada satu temanpun yang perduli. Itulah kasih dunia, bersyarat! Tapi waktu dia pulang, itu dahsyat! Ada seorang yang mengasihi dia. Orang kampungnya tidak ada yang kenal dia lagi. Karena dia sudah berubah. Ketika kita berubah, orang tidak kenali kita dan tidak mengasihi kita lagi. Tapi ada seorang pribadi, sejak dia pergi, matanya tidak pernah tidak menantikan dia. Hatinya tidak pernah tidak menantikan dia. Dan itulah Bapa di surga. Itu gambaran Bapa di surga. Alkitab bilang bapanya lari dan bapanya peluk dia. Bisa bayangkan bau babi dipeluk? Bapanya langsung bikin pesta. Pernah tidak kita gagal lalu dibikinin pesta? Tapi Alkitab mencatat seperti itu.

Seringkali kita malah menjadi seperti anak sulung. Kita melayani, rajin ke gereja, kita tahu segala-galanya tentang Bapa. Satu hal saja yang kita tidak tahu. Kita tidak mengerti kasih tak bersyarat. Bagi anak sulung, kasih adalah barter. Jadi kita memiliki pandangan, kalau kita lebih mengasihi Tuhan, Tuhan lebih mengasihi kita. Kalau kita lebih taat, Dia lebih mengasihi kita.

Ingat, kasih Tuhan itu tidak bersyarat. Kita menerima kasih yang bersyarat dari bapa kita. Karena itu kita sering berpikir Allah juga kasihnya bersyarat. Padahal Allah kita kasihnya tidak bersyarat. Yang bersyarat adalah janji-Nya. Contoh, kita tidak bisa diberkati kalau kita tidak punya iman. Tapi sering kali kita mau diberkati tanpa iman. Kita mau janji-janji yang tak bersyarat tapi kita praktekkan kasih yang bersyarat. Kasih Tuhan tidak bersyarat. Manusia selalu melihat perbuatan yang di luar tapi Tuhan melihat motivasi. Kalau di dunia ini ada bapa yang bisa mengasihi kita, Bapa kita yang di surga lebih daripada bapa kita yang ada di dunia. Kita mungkin mengalami banyak kepahitan, banyak dari antara kita yang tidak bisa mengampuni. Tapi Tuhan mau kita mengampuni.

source: Ir. Eddy Leo MTh

Maximized Manhood

Pengkhotbah 10:16-17
Wahai engkau tanah, kalau rajamu seorang kanak-kanak, dan pemimpin-pemimpinmu pagi-pagi sudah makan! Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!

Firman Tuhan ini berkata, wahai (celakalah) engkau tanah kalau rajamu adalah seorang kanak-kanak. Bayangkan kalau seorang raja, seorang pemimpin, seorang kepala itu masih kanak-kanak, maka celakalah tanah!

Kita tahu ‘tanah' ini bisa berbicara tentang masyarakat di mana kita berada, lingkungan kita, negeri kita, dan kondisi ‘tanah' itu sangat dipengaruhi oleh siapa pemimpinnya. Kalau pemimpinnya masih kanak-kanak, maka lingkungannya pun terpengaruh. Lingkungannya pun tidak akan pernah diberkati. Kalau seorang pria masih kanak-kanak, maka ia tidak akan pernah bisa jadi berkat buat lingkungannya.

Tuhan mau kita bertumbuh. Pria tidak suka dibilang kanak-kanak tapi seringkali itulah kenyataannya. Penyelidikan membuktikan, penyebab utama hancurnya rumah tangga di duni ini bukan karena perselingkuhan, masalah ekonomi, krisis atau apapaun juga melainkan karena ketiadaan bapa. Artinya di rumah tidak ada bapa. Ada orangnya, tapi tidak ada fungsinya. Ada orang yang disebut ayah tapi tidak ada figur bapa yang bisa mengayomi, melindungi, dan betul-betul menjadi teladan.

Hasil penyelidikan juga menemukan, penyebab utama ketiadaan bapa adalah karena pria belum dewasa. Karena banyak pria kanak-kanak. Ketika pria kanak-kanak, otomatis dia tidak bisa menjadi bapa. Ketika dia tidak bisa menjadi bapa, dia tidak bisa menjadi kepala. Pria kanak-kanak tidak bisa menjadi sumber.

Ketika pria menjadi kanak-kanak terus, dia tidak bisa mencapai potensi maksimalnya menjadi kepala. Akibatnya dia tidak bisa menjadi sumber yang melepaskan berkat. Di dalam bahasa aslinya, kata ‘kepala' dengan kata ‘bapak' dan kata ‘penatua' memiliki pengertian sumber. Luar biasa!

Pria itu sumber. Bapa juga artinya sumber. Penatua itu juga disebutnya ‘abu' (Arab) dan ‘abba' (Aram) dan itu juga memiliki pengertian sumber. Jadi kita dapat melihat bahwa ketiga hal itu adalah sumber. Jadi kalau ketiga sumber itu masih kanak-kanak, dia tidak bisa menjadi pelepas berkat. Tapi dikatakan ‘berbahagialah' atau dalam bahasa aslinya ‘diberkatilah' engkau tanah kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka (noble man).

Tuhan mau kita jadi ‘noble man'. Tuhan tidak mau kita kanak-kanak terus. Kalau kita kanak-kanak terus, maka gereja kita menderita, bisnis kita menderita, masyarakat kita menderita, keluarga kita menderita. Tapi ini waktunya bagi pria-pria untuk bangkit dan berkata, "Tuhan aku mau menjadi dewasa".

Pria dengan wanita itu berbeda. Pria memiliki satu hal yang tidak dimiliki oleh wanita, yaitu hati yang sangat luar biasa yang saya sebut hati pahlawan. Hati yang selalu siap menghadapi tantangan. Karena itu mimpi seorang pria dengan seorang wanita itu berbeda.

Sewaktu masih kecil pria suka membaca buku cerita-cerita pahlawan. Kalau kita membaca buku komik, kita pasti membayangkan kalau kita itu jagoannya. Cita-cita seorang pria selalu menjadi seorang pahlawan. Menjadi seorang pangeran yang akan menyelamatkan putri. Sedangkan cita-cita wanita, aku akan jadi putri yang akan diselamatkan oleh pangeran. Karena itu wanita sedang menunggu saudara. Tuhan juga menunggu saudara. Jadi sebenarnya, Tuhan dan wanita sedang menunggu saudara untuk menjadi pria sejati. Mereka menunggu!

Kalau kita mau jujur, seringkali kita para pria bermimpi mau jadi orang yang luar biasa. Tapi yang terjadi, bila kita melihat sekeliling kita, kita melihat pria-pria yang biasa-biasa saja. Waktu kecil para pria bermimpi mau jadi suami yang luar biasa, tapi setelah besar jadi amburadul, kacau. Cita-cita sih tinggi, mau jadi pahlawan, jadi ‘Beauty and the beast' dan dia jadi beast-nya.

Banyak pria memiliki cita-cita yang luar biasa tapi tidak pernah menjadi kenyataan. Mereka mau jadi pria yang luar biasa tapi akhirnya malah menjadi pria yang ‘luar biasa' kacaunya. Extra ordinary jahatnya. Tapi saat ini Tuhan mau bangkitkan saudara menjadi pria extra ordinary yang luar biasa yang akan mengubah masyarakat, menjadi berkat buat lingkungan.

Saya percaya iblis tidak suka kepada pria. Dia betul-betul tidak suka kalau sampai pria pulih. Karena itu iblis menghancurkan pria. Dia bikin pria terluka, tertutup potensi dirinya, tidak tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Karena itu banyak pria yang menjadi tidak tahu diri. Saya berdoa supaya potensi, kepahlawanan yang ada di dalam saudara bisa muncul menjadi extra ordinary man.

Banyak sekali potensi yang tertutup dan terkubur. Sehingga banyak pria yang menjadi biasa-biasa saja. Melalui pemuridan ini saya berdoa agar saudara tampil menjadi pria-pria pahlawan yang di tunggu-tunggu oleh istrimu, anak-anakmu, masyarakatmu, perusahaanmu, gereja lokalmu. Mereka akan menikmati berkat yang engkau lepaskan. Karena kalau para pemukanya adalah orang yang mulia, the noble man, pria-pria dewasa, pria-pria yang mulia, maka ‘tanah' diberkati kata Tuhan.

Ada suatu suku di Sudan yang bernama suku Dinka. Kita tahu saat ini Sudan sedang mengalami krisis, konflik ras dan agama. Sudan mengalami perang saudara yang sangat mengerikan. Lima ratus ribu orang meninggal karena perang saudara. Sudan juga mengalami kelaparan, krisis ekonomi, sosial sampai dua ratus ribu orang meninggal karena krisis. Semua suku-suku di Sudan mengalami kegoncangan yang begitu mengerikan kecuali satu suku yaitu suku Dinka. Suku ini tetap diberkati di tengah krisis yang seperti apapun juga.

Mulai diselidiki kenapa suku ini bisa seperti itu padahal suku-suku yang lain hancur-hancuran. Ternyata didapati kalau struktur budaya dari suku ini sangat Alkitabiah. Di sana jarang ada pemerkosaan dan perampokan. Suku ini terkenal di seluruh dunia sebagai suku yang paling jarang bohong. Di situ hampir tidak ada pencuri. Setelah diselidiki, budaya suku ini ternyata mengajarkan bahwa pria mempunyai ‘tiga fungsi'. Budaya ini sudah ada sebelum kekristenan tiba ke sana.

Fungsi yang pertama adalah pria sebagai pelindung (protector). Pria itu kemanapun dia pergi, harus jadi bapa. Kami itu bapa-nya masyarakat. Kedua, pria itu mengarahkan (guide). Kemanapun kami pergi, kalau ada apa-apa harus segera mengambil tanggung jawab. Fungsi ketiga adalah pria sebagai penyedia (provider). Pria itu adalah yang menyediakan. Karena itu suku kami tidak pernah kekurangan. Pria itu harus kerja keras. Suku yang paling bekerja keras di seluruh Sudan adalah suku Dinka dan mereka diberkati. Luar biasa! Bukankah ini fungsi pria sejati?

Tiga fungsi ini adalah fungsi yang diberikan Tuhan ketika IA pertama kali menciptakan Adam. Dia berkata kepada Adam supaya Adam mengusahakan taman itu, kemudian yang kedua dia harus menjaga taman itu. Yang ketiga, Adam harus memberi nama semua binatang.

Memberi nama itu memiliki pengertian memberikan tujuan hidup. Nama itu tujuan hidup. Karena itu nama Simon berubah menjadi Petrus karena Tuhan mau merubah tujuan hidupnya. Binatang-binatang yang diciptakan Allah itu baik tapi masih netral. Maka yang harus memberi tujuan hidup adalah Adam. Adam diberi hikmat memberi tujuan hidup. Dia yang menentukan tujuan hidup. Seorang pria harus menentukan tujuan hidup dari anak-anaknya. Dengan cara para pria harus menjadi nabi, harus menyampaikan Firman Allah. Tuhan itu ajaib. Saya melihat di mana-mana prinsip ini universal. Dibutuhkan di mana-mana dan kalau kita bawa berita ini, kita akan melihat pemulihan terjadi.

Seorang hamba Tuhan pernah bernubuat bagi Indonesia. Dia berkata Indonesia akan mengalami kebangunan rohani yang belum pernah dipikirkan sebelumnya. Tapi ada satu syaratnya. Indonesia harus memiliki bapa-bapa rohani. Saudara dan saya harus menjadi ‘bapa-bapa' itu.

Kita seringkali tidak memiliki bapa yang mengarahkan kita, tidak pernah ditegur. Waktu kecil kita tidak pernah di-bapa-i. Bapa kita di sorga, Dia sebenarnya Bapa kita yang sejati. Yang di dunia, itu cuma titipan. Pelayanan pria sejati adalah pelayanan yang luar biasa. Membawa hati bapa-bapa kembali kepada anaknya. Memulihkan orang supaya menjadi bapa, bisa menjadi sumber. Walaupun saudara tidak punya bapa, kalau saudara terima spirit ini, Bapa di surga itu bisa mem-bapa-i saudara.

Buku saya yang berjudul Father Image menceritakan bagaimana seorang pria ketika dia tidak memiliki bapa di dunia, Bapa di surga bisa mem-bapa-i dia. Bapa di surga itu real, dia lebih nyata daripada bapa kita di bumi. Yesus bilang, "Barangsiapa mengasihi Aku, Aku dan Bapa akan datang kepada dia dan akan tinggal di dalam dia". Bapak saudara tidak tinggal di dalam saudara. Tapi Bapa di surga tinggal di dalam diri kita. Roh Kudus bisa membuat kita memahami kalau Bapa di dalam kita dan kita dalam Bapa. Karena itu Roh Kudus memberi kita roh yang bisa menyebut Abba ya Bapa. Berarti tritunggal berfungsi. Di dalam diri kita ada Bapa, ada Anak, ada Roh Kudus. Bapa yang di surga lebih dekat daripada bapa yang ada di dunia ini.

Bapa itu baik sekali. Dia adalah Bapa yang paling baik. Ada seorang bapa yang begitu sayang kepada anaknya karena anaknya cacat. Cacatnya tidak tanggung-tanggung. Tangannya tidak bisa bergerak, tidak bisa berjalan, dan tidak bisa berbicara. Anak ini kalau mau berkomunikasi dengan bapanya harus memakai bahasa isyarat. Cacat seumur hidupnya.

Suatu hari anak ini dengan bahasa isyarat mengatakan, "Pa, saya punya cita-cita ikut lomba triatlon". Itu adalah tri lomba di mana para pesertanya harus berenang, naik sepeda dan lari. Bayangkan, sudah cacat seperti itu tapi masih mau ikut tri lomba? Tapi itulah pria!! Walaupun dirinya cacat, tapi hatinya tidak cacat! Di dalam hatinya ada semangat, ada giant, ada pahlawan, ada satu wild heart di mana dia ingin menjalani hidup ini untuk mencapai hal-hal yang besar. Anak ini tidak bisa. Tapi dia minta papanya untuk ikut perlombaan itu. Suatu hari di kotanya diadakan pertandingan itu, pertandingan yang berkelas internasional. Panitianya bingung bagaimana membiarkan mereka untuk ikut berlomba? Tapi akhirnya mereka diijinkan.

Papanya bikin sebuah perahu. Anaknya yang cacat ditidurkan di atas perahu. Papanya menarik perahu itu memakai tali, dia berenang bermil-mil jauhnya. Dia berenang demi anaknya. Setelah itu dia gendong anaknya, dia taruh di atas kereta dorongnya. Anaknya ditaruh, dia yang kayuh bermil-mil jauhnya. Setelah itu dia gendong lagi anaknya, meletakkannya di kursi roda dan dia lari. Dalam perlombaan itu semua orang sudah mencapai garis finish. Tapi penonton tidak ada yang mau pulang. Karena mereka mau menunggu anak dan bapa yang luar biasa ini. Delapan jam kemudian mereka melihat dari jauh, ada seorang bapa, bergumul, ngos-ngosan tapi dia terus lari. Dia dorong anaknya dan sampai ke garis finish. Anak ini bertepuk tangan dengan gembira walaupun tangannya tidak sempurna. Bapak ini menangis, semua orang menangis.

Itulah gambaran Bapa kita di surga. Itulah hati seorang Bapa. Saudara dan saya adalah seperti orang yang cacat ini. Engkau adalah seperti orang cacat yang ketika dulu belum percaya Yesus, tidak ada seorangpun yang mem-bapa-i engkau. Sehingga engkau hancur hidupnya. Engkau tidak mampu berbuat apa-apa. Tetapi Bapa-mu yang di surga menemukan engkau. Dan Dialah Bapa ini. Yang mau membawa engkau mencapai garis finish.

source: Ir. Eddy Leo Mth